Langsung ke konten utama

InsyaAllah, apakah kau akan menepatinya?

Aku tak akan pernah melupakan sore itu, sore ketika aku mengikuti pramuka dan mendapatkan pelajaran yang amat berharga. Ketika itu aku masih kelas 8 SMP. Saat itu aku dan teman-teman duduk melingkar di lapangan sekolah bersama dua kakak pembina kami. Salah satu pembina pramuka merupakan guru matematika di sekolah, satu lainnya merupakan kakak pembina pramuka sekaligus pembina PMR di sekolahku.
Entah topik apa yang kami bicarakan sore itu, aku sudah lupa, tetapi ada satu hal yang aku ingat hingga saat ini. Sore itu kakak pembina pramuka sekaligus PMR menanyaiku sesuatu. Bahkan aku sudah lupa apa yang ia tanyakan, tapi pelajaran yang ia berikan padaku tetap aku ingat. Baiklah, agar ini mudah kalian pahami, aku misalkan pertanyaan kakak pembina tersebut dengan pertanyaan lain. Pertanyaannya adalah "Apakah besok kamu akan datang ke sekolah untuk mengikuti pramuka yang akan kami adakan secara mendadak?". Aku bingung hendak menjawab apa saat itu, tapi hati kecilku mengatakan aku tidak ingin. Baiklah aku menjawab seperti kebanyakan orang, aku menjawab pertanyaan tersebut dengan kata "InsyaAllah". Lantas apa yang terjadi berikutnya? Seakan tahu apa yang ada dalam hatiku, kakak pembina tersebut menjawab. "InsyaAllah itu janji, kamu tak boleh mengucapkannya sembarangan". Benarkah? Benarkah apa yang dikatakan kakak pembina ini? Jujur, aku memang belum tahu esensi sebenarnya kata InsyaAllah, aku hanya menerapkannya seperti orang lain menerapkan kata tersebut. Demi melihat wajahku yang bingung, kakak pembina tersebut menjelaskan maksud kata-katanya tanpa diminta. Sekarang aku telah mengerti maksud kakak pembina tersebut.
Ternyata banyak dari kita yang telah salah dalam menerapkan kata insyaAllah. Bahkan banyak dari kita ketika meminta kepastian dari teman kita saat ada janji bertemu, ketika mendengar jawaban insyaAllah dari teman kita, kita menjawab "Jangan insyaAllah dong, yang pasti!" Wajar jika banyak orang yang berkata demikian setelah mendengar kata insyaAllah, karena ucapan itu seringkali keluar dari orang yang sebenarnya tidak mau menepati janjinya.
Kata insyaAllah adalah janji, bukan kata-kata yang kita ucapkan ketika kita bingung dalam memutuskan sesuatu atau ketika kita tidak mau berjanji dengan orang lain. Saat kita berkata "InsyaAllah" berarti kita telah berjanji dengan orang lain. Memang benar kata InsyaAllah artinya "Jika Allah menghendaki", itu berarti apabila tidak ada halangan syar'i seseorang harus menepati janjinya. Bukan ketika pada hari dimana janji tersebut harus ditunaikan orang tersebut bisa membatalkannya sepihak dengan alasan yang tidak syar'i seperti malas dan sebagainya.

26 Mei 2018

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Permainan Tradisional Ampar-Ampar Pisang

Sejarah Lagu              Tentang lagu ampar ampar pisang ini pada awalnya dinyanyikan secara iseng saat masyarakat kalimantan selatan membuat sebuah kue/makanan yang terbuat dari pisang. Makanan ini bernama rimpi. Cara membuat makanan ini adalah dengan cara pisang di diampar (disusun) kemudian dibiarkan hingga hampir matang mendekati busuk. Setelah itu pisang dijemur diampar(disusun) di bawah sinar matahari sampai kira kira pisang mengeras dan mengeluarkan bau manis yang sangat khas.              Isi dari lagu ampar-ampar pisang menceritakan tentang pisang yang diampar dan dikerubuti binatang kecil kecil bisa terbang yang senang dgn aroma pisang. Binatang ini dikenal masyarakat kalimantan dengan nama bari bari. Pada akhir lagu di ceritakan tentang binatang yang ditakuti anak kecil zaman dulu (lihat kata "dikitip bidawang") yang artinya digigit biawak. Konon, kata d...

Sinopsis Novel Moga Bunda Disayang Allah

Hy friends..  \(^▿^)/ Gimana kabarnya? Lama nih aku nggak nge-post :D. Pada postingan kali ini aku akan membagikan sinopsis novel karya Tere Liye. Siapa disini yang fansnya Tere Liye? Ayo unjuk gigi! *lhoh? Tere Liye ini adalah penulis favoritku guys, karena setiap tulisannya bagiku selalu menginspirasi, sarat makna dan gaya bahasanya itu loh yang paling aku suka :D. Pertama kali aku suka dengan tulisan Tere Liye yaitu ketika aku kelas 8 (SMP). Ketika itu guru B. Indonesiaku memberi tugas untuk menulis sinopsis novel. Sebenarnya saat itu aku tidak tahu-menahu tentang novel terbaru, novel best sell er , penulis dengan karya - karya terbaiknya dan lain-lain. Untunglah ada sahabatku yang kutu buku, yang juga memiliki banyak novel. Ketika sahabatku membawa banyak buku ke sekolah aku langsung tertarik dengan novel karya Tere Liye ini, karena dari judulnya saja sudah bagus (menurutku). Dan ternyata memang benar, novel ini sangat menginspirasi. Meskipun novel ini sebenarnya adalah ad...

Kisah Seorang Anak Yang Membeli Ice Cream

Pada sekitar tahun 1930-an, ada sebuah kisah yang sangat menginspirasi, yaitu kisah seorang anak berumur 10 tahun yang ingin membeli ice cream untuk dirinya. Siang itu, si anak mendatangi sebuah kedai minuman dan langsung duduk di salah satu tempat di dalam kedai itu. Lalu seorang pelayan menghampirinya dan meletakkan gelas air minum di depan si anak. Hari itu si anak ingin sekali makan ice cream favorite nya yaitu ice cream sundae. Lalu ia bertanya kepada si pelayan tadi “mba, berapa harga satu porsi ice cream sundae?”. Lalu si pelayan dengan cepat menjawab ” harganya 50 sen dik”. Si anak kemudian mulai merogoh kantung celananya dan mengeluarkan semua uang koin yang ada di dalam kantung celananya itu dengan perlahan, dan menghitung uangnya dengan hati-hati. Sepertinya si anak menyadari bahwa uang nya tidak cukup untuk membeli ice cream sundae karena kemudian dia bertanya lagi pada si pelayan “kalau ice cream yang biasa saja harganya berapa mba?”. Pada saat itu sudah banyak pengunju...